INTELEKTUALITAS VS PERGERAKAN, BISAKAH BERSATU?
Kehidupan
kampus penuh dengan dinamika intelektualitas dan pergerakan. Menjadi masyarakat
kampus, seseorang harus terlebih dahulu menentukan tujuan dan orientasi kuliah.
Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan dan orientasi kuliah seseorang
akan menentukan ia setelah lulus nanti, walaupun sebenarnya Allah-lah Maha
Penentu. Jika seseorang ditanya apa tujuanmu kuliah? Sebagian besar menjawab
untuk mendapatkan gelar, lebih disegani, dan agar mudah mendapat pekerjaan. Hal
ini salah besar, buktinya orang yang sama sekali tidak kuliah bisa mendapatkan
kerja yang layak jika orang tersebut rajin, pantang menyerah, kreatif, dan tidak
sombong. Selain itu, ada pula yang memaknai kuliah hanya untuk mengisi waktu
luang, bahkan ada yang kuliah hanya untuk gaya-gayaan. Kuliah merupakan sarana
menuntut ilmu yang tidak boleh diniati untuk mencari pekerjaan semata, kuliah
harus diniati untuk menghilangkan kebodohan agar kehidupan dimasa yang akan mendatang lebih
baik.
Sebagian
mahasiswa yang orientasi kuliahnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan
intelektualitas, berfikir bahwa dengan biaya kuliah yang mahal harus dimanfaatkan
sebaik mungkin. Misalnya, ketika jam kuliah sedang kosong, mereka lebih memilih
pergi ke perpustakaan, berdiskusi mengenai suatu hal yang berkaitan dengan mata
kuliah yang bersangkutan. Akan tetapi, seseorang yang orientasi kuliahnya
demikian terkadang menjadikan mereka kurang peka terhadap keadaan sekitar.
Bahkan, akan memunculkan fenomena mahasiswa kupu-kupu atau kuliah pulang-kuliah
pulang yang bukanlah sesuatu yang asing di perguruan tinggi.
Sebagian
lain dari mereka yang berorientasi organisasi mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama dan
berhubungan dengan orang lain. Dengan berorganisasi akan memunculkan gelora
pergerakan. Mereka menganggap nantinya kemampuan inilah yang lebih dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka yang aktif berorganisasi ketika
mahasiswa, lebih mampu menghadapi tantangan dunia nyata ketika mereka telah
terjun ke masyarakat. Akan tetapi, kebanyakan mahasiswa yang berorientasi
organisasi sering melupakan kewajiban utamanya untuk kuliah.
Perlu
adanya kesadaran diri dan keinginan merubah orientasi yang semula hanya
setengah-setengah menjadi satu-kesatuan orientasi yang saling melengkapi. Bahwa
tidak hanya kuliah diarahkan untuk meningkatkan intelektualitas semata, akan
tetapi seseorang juga harus belajar berorganisasi supaya setelah lulus nanti
mampu mengamalkan keintelektulannya dan mengadakan pergerakan ke arah yang
lebih baik di bidang pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar