Kamis, 21 Juni 2012

ORIENTASI KULIAH


INTELEKTUALITAS VS PERGERAKAN, BISAKAH BERSATU?

            Kehidupan kampus penuh dengan dinamika intelektualitas dan pergerakan. Menjadi masyarakat kampus, seseorang harus terlebih dahulu menentukan tujuan dan orientasi kuliah. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan dan orientasi kuliah seseorang akan menentukan ia setelah lulus nanti, walaupun sebenarnya Allah-lah Maha Penentu. Jika seseorang ditanya apa tujuanmu kuliah? Sebagian besar menjawab untuk mendapatkan gelar, lebih disegani, dan agar mudah mendapat pekerjaan. Hal ini salah besar, buktinya orang yang sama sekali tidak kuliah bisa mendapatkan kerja yang layak jika orang tersebut rajin, pantang menyerah, kreatif, dan tidak sombong. Selain itu, ada pula yang memaknai kuliah hanya untuk mengisi waktu luang, bahkan ada yang kuliah hanya untuk gaya-gayaan. Kuliah merupakan sarana menuntut ilmu yang tidak boleh diniati untuk mencari pekerjaan semata, kuliah harus diniati untuk menghilangkan kebodohan agar  kehidupan dimasa yang akan mendatang lebih baik.
            Sebagian mahasiswa yang orientasi kuliahnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan intelektualitas, berfikir bahwa dengan biaya kuliah yang mahal harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Misalnya, ketika jam kuliah sedang kosong, mereka lebih memilih pergi ke perpustakaan, berdiskusi mengenai suatu hal yang berkaitan dengan mata kuliah yang bersangkutan. Akan tetapi, seseorang yang orientasi kuliahnya demikian terkadang menjadikan mereka kurang peka terhadap keadaan sekitar. Bahkan, akan memunculkan fenomena mahasiswa kupu-kupu atau kuliah pulang-kuliah pulang yang bukanlah sesuatu yang asing di perguruan tinggi.
            Sebagian lain dari mereka yang berorientasi organisasi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berhubungan dengan orang lain. Dengan berorganisasi akan memunculkan gelora pergerakan. Mereka menganggap nantinya kemampuan inilah yang lebih dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka yang aktif berorganisasi ketika mahasiswa, lebih mampu menghadapi tantangan dunia nyata ketika mereka telah terjun ke masyarakat. Akan tetapi, kebanyakan mahasiswa yang berorientasi organisasi sering melupakan kewajiban utamanya untuk kuliah.
            Perlu adanya kesadaran diri dan keinginan merubah orientasi yang semula hanya setengah-setengah menjadi satu-kesatuan orientasi yang saling melengkapi. Bahwa tidak hanya kuliah diarahkan untuk meningkatkan intelektualitas semata, akan tetapi seseorang juga harus belajar berorganisasi supaya setelah lulus nanti mampu mengamalkan keintelektulannya dan mengadakan pergerakan ke arah yang lebih baik di bidang pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar