Jumat, 26 April 2013

DASAR KIMIA ANALITIK


TUGAS
RINGKASAN DASAR KIMIA ANALITIK
VOLUMETRI DAN GRAVIMETRI
Dosen Pengampu : Ervin Tri Suryandari, S.Si, M.Si



Disusun oleh :

                                    Ilyana Rokhmatin Nuzul         (113711023)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012

VOLUMETRI DAN GRAVIMETRI

Volumetri dan gravimetri merupakan contoh analisis klasik. Analisis klasik yaitu analisis yang dilakukan berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan suatu komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi yang digunakan. Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi merupakan besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang diukur.
1.   Metode volumetri

Metode volumetri dikenal juga sebagai metode titrimetri. Metode volumetri merupakan cara analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip stokiometri reaksi kimia. Dalam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran. Reaksi dasar antara komponen analit dengan titran dinyatakan dengan persamaan umum : aA+tT→produk. “a” adalah jumlah mol analit (A) yang bereaksi secara stoikiometri dengan “t” mol titran (T) atau “a” dan “t” menggambarkan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi setaranya. Analit adalah komponen dari larutan sampel yang hendak ditetapkan kuantitasnya. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Jenis metode volumetric didasarkan pada jenis reaksi kimia yang terlibat dalam proses titrasi. Berdasarkan jenis reaksinya, maka metode volumetri dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: aside-alkalimetri, oksidimetri, kompleksometri, dan titrasi pengendapan.
a)      Asidi-alkalimetri
Metode ini didasarkan pada reaksi asam basa atau prinsip netralisasi. Larutan analit yang berupa larutan asam dititrasi dengan titran yang berupa basa atau sebaliknya. Contohnya HA + OH-→ A- + H2O (analit asam, titran basa)
BOH + H3O+→ B+ + 2 H2O (analit basa, titran asam)
Titran umumya berupa larutan standar asa kuat atau basa kuat, misalnya larutan asam klorida, HCl dan NaOH.

b)      Kompleksometri
Metode ini didasarkan pada pembentukan kompleks stabil hasil reaksi antara analit dengan titran. Misalnya reaksi antara Ag+ dan CN- yang mengikuti persamaan reaksi :
Ag+ +2 CN- → [Ag(CN)2]+
Reaksi antara Ag+ dengan CN- dikenal sebagai metode Leibig untuk penetapan sianida.

c)      Oksidimetri
Metode ini didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara analit dan titran. Berbagai reaksi redoks dapat digunakan sebagai dasar reaksi oksidimetri, misalnya penetapan ion besi (II), Fe2+ dalam analit dengan menggunakan titran larutan standar cesium (IV), Ce4+ yang mengikuti peersamaan reaksi :
Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+

d)     Titrasi Pengendapan
Metode ini didasarkan pada reaksi pengendapan analit oleh larutan standar titran yang mampu secara spesifik mengendapkan analit. Metode ini banyak digunakan untuk menetapkan kadar in halogen dengan menggunakan pengendap Ag+, yang reaksi umumnya dapat dinyatakan dengan persamaan :
Ag+ +X- → AgX(s) (X- = Cl-, Br-, SCN-)

v  Syarat-syarat pokok agar dihasilkan ketetapan kuantitas analit yang dianalisis, reaksi yang terlibat harus memenuhi :

1)   Reaksi kimia yang berjalan harus mengikuti persamaan reaksi tertentu dan tidak ada reaksi sampingnya.
2)   Reaksi pembentukan produk dapat berlangsung sempurna pada titik akhir titrasi.
3)   Harus ada metode yang tepat untuk menetapkan titik ekuivalen.
4)   Reaksi yang terlibat harus berlangsung cepat.


2.   Metode Gravimetri

Metode gravietri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan : aA + pP → AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Misalnya, pengendapan ion Ca+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42- dapat dinyatakn dengan persamaan reaksi berikut
-          Reaksi yang menyertai pengendapan : Ca2+ + C2O42- → CaC2O4(s)
-          Reaksi yang menyertai pengeringan : CaC2O4(s) → CaO(s) + CO2(g) + CO(g)
Perhitungan dalam Analisis Gravimetri, endapan yang dihasilkan ditimbang dan dibandingkan dengan berat sampel. Prosentase berat analit A terhadap sampel dinyatakan dengan persaamaan :
%A =  x 100%
Untuk menetapka berat analit dari berat endapan sering dihitung melaluui faktor gravimetri. Faktor gravimetri didefinisikan sebagai jumlah berat analit dalam 1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan P dengan faktor gravimetri sma dengan berat analit.  Berat analit A = berat endapan P x faktor gravimetric, sehingga :
%A =  x 100%
Faktor gravimetri dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan diketahui dengan tepat. Faktor gravimetri ditentukan oleh dua faktor, yaitu berat molekul (atau berat atom) dari analit dan berat molekul dari endapan.
v Penggunaan Analisis Gravimetri
Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik unsur. Metode gravimetric juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti cholesterol pada cereal dan laktosa pada produk susu. Cholesterol sebagai steroid alcohol dapat diendapkan secara kuantitatif dengan saponain organic yang disebut digitonin (MR =  1214) membentuk kompleks 1:1 yang tidak larut. Metode gravimetri bukanlah metode analisis kuantitatif yang spesifik, sehingga dapat digantikan dengan metode analisis instrumentasi modern seperti spektroskopi dan khromatografi. Analisis gravimetri masih banyak diterapkan untuk analisis konstituen makro yang menghasilkan endapan AgCl, BaSO4, Fe(OH)3.





Sumber : Sodiq Ibnu M, dkk, Jica common textbook Kimia analitik I, Edisi revisi, JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar