TUGAS
RINGKASAN
DASAR KIMIA ANALITIK
VOLUMETRI
DAN GRAVIMETRI
Dosen
Pengampu : Ervin Tri Suryandari, S.Si, M.Si

Disusun
oleh :
Ilyana
Rokhmatin Nuzul (113711023)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
VOLUMETRI
DAN GRAVIMETRI
Volumetri dan gravimetri merupakan contoh analisis klasik. Analisis klasik
yaitu analisis yang
dilakukan berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah
diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan
suatu komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan
kimia pada reaksi yang digunakan. Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi merupakan besaran yang
diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang
diukur.
1.
Metode volumetri
Metode volumetri dikenal
juga sebagai metode titrimetri. Metode volumetri merupakan cara analisis
kuantitatif yang didasarkan pada prinsip stokiometri reaksi kimia. Dalam setiap
metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat
pendeteksi yang disebut titran. Reaksi dasar antara komponen analit dengan
titran dinyatakan dengan persamaan umum : aA+tT→produk. “a” adalah jumlah mol
analit (A) yang bereaksi secara stoikiometri dengan “t” mol titran (T) atau “a”
dan “t” menggambarkan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi setaranya. Analit
adalah komponen dari larutan sampel yang hendak ditetapkan kuantitasnya. Titran
adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Jenis metode
volumetric didasarkan pada jenis reaksi kimia yang terlibat dalam proses
titrasi. Berdasarkan jenis reaksinya, maka metode volumetri dapat dibagi
menjadi 4 golongan, yaitu: aside-alkalimetri, oksidimetri, kompleksometri, dan
titrasi pengendapan.
a)
Asidi-alkalimetri
Metode ini didasarkan pada reaksi
asam basa atau prinsip netralisasi. Larutan analit yang berupa larutan asam
dititrasi dengan titran yang berupa basa atau sebaliknya. Contohnya HA + OH-→
A- + H2O (analit asam, titran basa)
BOH + H3O+→ B+
+ 2 H2O (analit basa, titran asam)
Titran umumya berupa larutan standar
asa kuat atau basa kuat, misalnya larutan asam klorida, HCl dan NaOH.
b)
Kompleksometri
Metode ini didasarkan pada
pembentukan kompleks stabil hasil reaksi antara analit dengan titran. Misalnya
reaksi antara Ag+ dan CN- yang mengikuti persamaan reaksi
:
Ag+ +2 CN- →
[Ag(CN)2]+
Reaksi antara Ag+ dengan
CN- dikenal sebagai metode Leibig untuk penetapan sianida.
c)
Oksidimetri
Metode ini didasarkan pada reaksi
oksidasi-reduksi antara analit dan titran. Berbagai reaksi redoks dapat
digunakan sebagai dasar reaksi oksidimetri, misalnya penetapan ion besi (II),
Fe2+ dalam analit dengan menggunakan titran larutan standar cesium
(IV), Ce4+ yang mengikuti peersamaan reaksi :
Fe2+ + Ce4+ →
Fe3+ + Ce3+
d)
Titrasi Pengendapan
Metode ini didasarkan pada reaksi
pengendapan analit oleh larutan standar titran yang mampu secara spesifik
mengendapkan analit. Metode ini banyak digunakan untuk menetapkan kadar in
halogen dengan menggunakan pengendap Ag+, yang reaksi umumnya dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Ag+ +X- → AgX(s)
(X- = Cl-, Br-, SCN-)
v
Syarat-syarat pokok agar
dihasilkan ketetapan kuantitas analit yang dianalisis, reaksi yang terlibat
harus memenuhi :
1)
Reaksi kimia yang berjalan harus
mengikuti persamaan reaksi tertentu dan tidak ada reaksi sampingnya.
2)
Reaksi pembentukan produk dapat
berlangsung sempurna pada titik akhir titrasi.
3)
Harus ada metode yang tepat untuk
menetapkan titik ekuivalen.
4)
Reaksi yang terlibat harus
berlangsung cepat.
2.
Metode Gravimetri
Metode gravietri
untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi pengendapan, yang
secara umum dinyatakan dengan persamaan : aA + pP → AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara
dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan
pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang
tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat
setelah proses pencucian dan pengeringan. Misalnya, pengendapan ion Ca+
dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42-
dapat dinyatakn dengan persamaan reaksi berikut
-
Reaksi yang menyertai pengendapan
: Ca2+ + C2O42- → CaC2O4(s)
-
Reaksi yang menyertai pengeringan
: CaC2O4(s) → CaO(s) + CO2(g) + CO(g)
Perhitungan
dalam Analisis Gravimetri, endapan yang dihasilkan ditimbang dan dibandingkan
dengan berat sampel. Prosentase berat analit A terhadap sampel dinyatakan
dengan persaamaan :
%A =
x 100%

Untuk menetapka berat analit dari berat
endapan sering dihitung melaluui faktor gravimetri. Faktor gravimetri
didefinisikan sebagai jumlah berat analit dalam 1 gram berat endapan. Hasil
kali dari berat endapan P dengan faktor gravimetri sma dengan berat
analit. Berat analit A = berat endapan P
x faktor gravimetric, sehingga :
%A =
x 100%

Faktor
gravimetri dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan diketahui dengan
tepat. Faktor gravimetri ditentukan oleh dua faktor, yaitu berat molekul (atau
berat atom) dari analit dan berat molekul dari endapan.
v
Penggunaan Analisis
Gravimetri
Analisis gravimetri
telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat
dalam sistem periodik unsur. Metode gravimetric juga dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti cholesterol pada cereal dan
laktosa pada produk susu. Cholesterol sebagai steroid alcohol dapat diendapkan
secara kuantitatif dengan saponain organic yang disebut digitonin (MR = 1214) membentuk kompleks 1:1 yang tidak
larut. Metode gravimetri bukanlah metode analisis kuantitatif yang spesifik,
sehingga dapat digantikan dengan metode analisis instrumentasi modern seperti
spektroskopi dan khromatografi. Analisis gravimetri masih banyak diterapkan
untuk analisis konstituen makro yang menghasilkan endapan AgCl, BaSO4,
Fe(OH)3.
Sumber
: Sodiq Ibnu M, dkk, Jica common textbook Kimia analitik I, Edisi revisi,
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar