LAPORAN
HASIL OBSERVASI
SEJARAH
PERJUANGAN NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARITO
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Islam dan
Kebudayaan Jawa
Dosen Pengampu : M.
Rikza Chamami, MSI

Disusun
oleh :
Lis Setiyo Ningrum (113711003)
Yeni
Sulistiyani (113711017)
Ilyana
Rokhmatin Nuzul (113711023)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
LAPORAN HASIL OBSERVASI
SEJARAH PERJUANGAN
NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARSITO
I.
PENDAHULUAN
Sejarah
merupakan pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi di masa lampau.[1]
Sejarah dapat didefinisikan dalam tiga cara. Sesungguhnya, ada tiga disiplin
kesejahteraan yang saling berhubungan erat. Yang pertama, pengetahuan tentang kejadian-kejadian,
peristiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam
kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Sejarah merupakan pengetahuan
tentang peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan kemanusiaan di
masa lampau. Tipe sejarah ini kita namakan “sejarah tradisional” (tarikh
naqli). Yang kedua, sejarah merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang
tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan
analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarah, dalam pengertian ini,
kita namakan “sejarah ilmiah”. Yang ketiga, falsafah kesejarahan didasarkan
pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat
dari satu tahap ke tahap lain. Ia membahas hukum-hukum yang menguasai
perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang “menjadi”
masyarakat, bukan tentang “maujud”nya saja.[2]
Sedangkan perjuangan yaitu usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Serta
nusantara yaitu sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulaua Indonesia.[3]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah perjuangan nusantara yaitu
pengetahuan atau uraian tentang peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah
kepulauan Indonesia pada masa lampau yang penuh dengan kesukaran dan bahaya.
Mempelajari sejarah perjuangan
nusantara dapat dilakukan diantaranya dengan mengunjungi museum. Museum
merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda
yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan
ilmu.[4]
Mengunjungi museum merupakan kegiatan edukatif yang dapat membangkitkan rasa
kebangsaan karena museum mengenalkan akar sejarah dan kebudayaan Indonesia. Salah
satu museum yang banyak menyimpan peninggalan bersejarah yakni Museum
Ronggowarsito.
Museum Jawa Tengah
Ranggawarsito merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian
budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis
oleh Proyek Rehabilitasi dan Permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan secara
resmi dibuka oleh Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 Juli 1989. Nama
Ranggawarsita dipakai sebagai nama museum karena merupakan pujangga yang
fenomenal di Keraton Surakarta dan karya sastranya mengandung nasehat-nasehat
dan petunjuk-petunjuk bagi bangsa Indonesia yang sifatnya “membangun dan
mendidik menuju kepada kemuliaan, kesejahteraan, kejayaan, dan kebahagiaan
bangsa Indonesia seluruhnya”.[5] Beliau lahir pada tahun 1802 dan wafat pada tahun 1873,
dimakamkan di Palar, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, berjajaran dengan
makam keluarga ibunya.[6]
Jum’at, 17 Mei 2013, mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang mengadakan kunjungan ke museum Ronggowarsito. Kegiatan
tersebut diadakan sebagai salah satu kegiatan rutin dalam mata kuliah Islam dan
Budaya Jawa. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui sejarah yang
meliputi kurun waktu masuknya budaya barat sampai sekarang dan benda-benda yang
ada di museum pernah digunakan dalam suatu peristiwa tertentu. Dalam laporan
hasil observasi di Museum Ronggowarsito ini akan dituliskan sejarah perjuangan
nusantara yang tersimpan di Museum Ronggowarsito.
II.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam laporan ini, akan dipaparkan
beberapa hal mengenai sejarah perjuangan nusantara yang kami amati di Museum
Ronggowarsito, diantaranya:
A.
Apa saja peninggalan
sejarah perjuangan nusantara di Museum Ronggowarsito?
B.
Bagaimana
Sejarah perjuangan nusantara tersebut?
C.
Dimana letak
asal peninggalan alat perjuangan nusantara tersebut?
D.
Apa manfaat
peninggalan sejarah perjuangan nusantara tersebut?
E.
Apa saja
pembuktian sejarah agama Jawa (Hindhu, Budha, Islam, Kristen, Katholik,
Konghucu) di Museum Ronggowarsito?
III.
HASIL
PENGAMATAN DI MUSEUM RONGGOWARSITO
Memasuki
Gedung C1 (lantai bawah)
yang merupakan wahana
perjuangan bangsa. Benda-benda peninggalan sejarah
perjuangan nusantara akan ditemukan di gedung ini. Beberapa peninggalan sejarah
perjuangan nusantara yang disajikan di Museum Ronggowarsito yakni terdiri dari alat yang digunakan pada zaman perjuangan di nusantara,
proses perjuangan nusantara, dan monumen peninggalan perjuangan nusantara.
A.
Peninggalan
Sejarah Perjuangan Nusantara di Museum Ronggowarsito
v Alat
yang digunakan pada zaman perjuangan nusantara diantaranya adalah:
1. Granat
tangan tajam

Jenis dan model : fregmentation
Jenis tembakan : tunggal
Tanda-tanda : badan cokelat ban kuning
Pengepakan
·
Berat koli : 15 Kg
·
Volume koli : 0.014 m3
·
Jumlah granat : 12 Butir
2.
Bom Molotov

3.Peralatan
Suntik

4.
Stiwel, lampu
duduk dan kompor
Stiwel
berfungsi untuk mengencangkan lengan ketika mengukur tekanan darah.

Peralatam kesehatan digunakan oleh BPRI (Badan
Pemberontak Republik Indonesia) untuk merawat para pejuang kemerdekaan di
daerah Kudus dan Boyolali.
5.
Pistol otomatik
Pistol ini berukuran 8 mm, type 14 (1925) (N-STD)


6.
Pistol 45M1911 /
M1911 A1 (STD)


7.
Senjaata dalam
perjuangan masa pelopor


8.
Senapan Mesin
Ringan


v Peninggalan Monumen Perjuangan Nusantara
a) Monumen
Juang
Terletak di Desa Sri Wulan, Kecamatan Sayug,
kabupaten Demak.
b) Monumen
Palagan Ambarawa
Terletak di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa,
Semarang.
c) Monumen
Tugu Muda
Terletak di Desa Bulu Lor, Kecamatan Semarang Barat,
Kodin Semarang.
d) Jangkungan
Terletak di Desa Gubuk, Kecamatan Gubug, Kabupaten
Grobogan
e) Monumen
Pencegatan Belanda
Terletak di tepi Serayu daerah Banjarnegara
f) Monumen
Perjuangan Lomanis
Terletak di Desa Lomanis, Kecamatan Cilacap,
Kabupaten Cilacap.
g) Monumen
Gatot Subroto
.Terletak di Banyumas, Purwokerto.
B.
Sejarah Perjuangan
Nusantara
Perjuangan
Diplomatik dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan wilayah Indonesia sesuai
dengan proklamasi 17 Agustus 1945 secara de yure dan de facto bangsa Indonesia
berjuang secara fisik dan diplomasi.
v Perjuangan
Diplomasi
Diplomasi dilakukan dengan perjanjian-perjanjian
antara lain linggarjati, Roem Royen, KMB, sampai ke forum PBB. Diantaranya
yaitu:
a) Pertemuan
pertama wakil-wakil Indonesia Belanda dan Sekutu di Markas Besar tentara
inggris di Jakarta pada tanggal 17 November 1945
b) Pengangkutan
bekas tawanan sekutu (DPW) dengan pesawat di Maguwo pada tahun 1946.
c) A.
Yani, Isdiman, Slamet Riyadi
Selamet Riyadi menandatangani naskah perjanjian
Surakarta.
d) Suasana
perundingan antara Indonesia dan Belanda dan keterangan dari Inggris loro
rillearen di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946
e) Sri
Sultan Hamengku Buwono IX sedang menyambut utusan dari Mesir
f) Para wartawan asing sedang menyiapkan berita
jalannya perundingan linggarjati di Linggarjati (dekat Cirebon 10 November
1946)
g) –
Penyerahan anggota TKR yang ditawan Belanda kepada RI di daerah Jawa Timur pada
bulan Juni 1946.
- Suasana
perundingan di atas kapal Renville di Teluk Jakarta tanggal 8 Desember 1947
- Perundingan
antara KTN dengan RI di Kaliurang tanggal 3 Juni 1948
h) Tugu
batas status Quo menurut hasil perundingan Renfille pada tanggal 8 Desember
1947 di Desa Karanganyar Kabupaten Banjarnegara.
i) -
Suasana sidang PBB di Redelzal, Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949.
- Perundingan
Roem-Royen di bawah pengawasan UNCI di hotel Desines Jakarta pada tahun 1949
v Perjuangan
Bersenjata
1.
Gerakan Tritura
di Solo Januari 1966
Gerakan ini dilakukan
di Solo (Surakarta) pada tanggal 10 Januari 1966

2.
Pembubaran PKI
beserta ormas-ormasnya
Adanya
pemberontakan-pemberontakan yang dillakukan oleh PKI terhadap rakyat Indonesia
menyebabkan rakyat Indonesia semakin terpuruk. Dengan alasan yang kuat ini maka
presiden mengeluarkan keputusan untuk membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
3.
Pemberontakan
DI/TII

4.
Peperangan di
VREDENBURG
5.
Penyerahan
bendera Parasamnya Punakarya Nugraha dari presiden
Soeharto kepeda
gubernur Jawa Tengah Soeparjo Roestam tahun 1980

6.
Penumpasan PKI di Cepu
7.
Pertempuran
Ambarawa (palagan ambarawa)

8.
Pertempuran 5
hari di Semarang 14-19 oktober 1945

9.
Jenderal
Sudirman bergerilya 19 Desember 1948 sampai10 Juli 1949
C.
Letak Asal Alat
yang Digunakan pada Zaman Perjuangan
1.
Geranat Tangan Tajam (Sumber
: Kodam IV / Diponegoro)
2.
Peralatan Suntik (Berasal dari Kodya Semarang)
3.
Botol infus (Berasal dari Kodya Semarang)
4.
Stiwel (Untuk mengencangkan lengan ketika
mengukur tekanan darah. Milik Ny. Sri Sumastuti Wijoyobroto. Pejuang dari
Gunung Merapi. Berasal dari Kota Magelang. Sedangkan lampu duduk, kompor dan
stiwel berasal dari kodya Semarang)
5. Terometer
dan tempatnya (Berasal dari Kodya Semarang)
6. Tongue
Holder (Berasal dari Semarang)
7. Peralatan
Suntik (Berasal dari Semarang)
8. Ujung
Stetoskop (Berasal dari Semarang)
9.
Pistol Otomatik (Berasal dari Negara Jepang)
10. Senapan Mesin Ringan (Berasal
dari kodam IV/Diponegoro)
D.
Manfaat
Peninggalan Sejarah Perjuangan Nusantara
Peninggalan sejarah perjuangan nuantara tersebut
memiliki beberapa manfaat, yakni :
1. Dapat
membantu kita mengetahui peristiwa perjuangan nusantara pada zaman dahulu.
2. Dapat
membantu kita mengetahui alat-alat yang digunakan pada zaman perjuangan
nusantara.
3. Memberikan
kita pelajaran bahwa untuk memcapai sesuatu yang kita inginkan harus berusaha
dengan sungguh-sungguh
4. Menjadikan
kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan dan mengembangkan apa yang telah
dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu sebagai bentuk rasa hormat.
E.
Pembuktian
Sejarah Agama di Museum Ronggowarsito
Berbagai peninggalan-peninggalan sebagai bukti
masuknya agama di nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito diantaranya
sebagai berikut:
1)
Masjid besar
semarang 1885
2)
Pasar Johar
Semarang 1950
3)
Gereja Bleduk
4)
Pengantin
Tionghoa
5)
Gereja Gedangan
6)
Pusat
perkantoran pertama “Nederlandshe Handel Maatschappij”
7)
Jembatan mberok
Semarang 1933
8)
Stasiun
“Nederlandshe-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Tawang
9)
CB-Z Semarang
(RSUP Dr. Kariadi) 1950
10) Jalan
Haji Agus Salim (Djornantan), Semarang 1933
IV.
ANALISIS
BUDAYA
Demi menegakkan norma-norma, tradisi,
dan agama di nusantara masyarakat Indonesia berjuang membela negara demi
tegaknya NKRI. Berbagai upaya pun dilakukan dalam rangka melawan penjajah.
Para pahlawan di nusantara menggunakan
banyak senjata yang digunakan untuk melawan, diantaranya adalah bambu runcing,
pistol, panah dan lain sebagainya. Bambu runcing merupakan salah satu alat yang
digunakan sebagai senjata utama pada masa pelopor, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya bambu runcing yang dikoleksi di museum ronggo warsito.
Perjuangan bersenjata merebut dan
mempertahankan kemerdekaan banyak terjadi di beberapa daerah, diantaranya
adalah Jawa Tengah. Untuk memperingati jasa pahlawan ini masyarakat setempat
mendirikan monumen-monumen perjuangan. Keberadaan monumen perjuangan ini
diharapkan dapat menjaga terpeliharanya ciri, sikap, dan semangat 45 yaitu rela
berkorban, kerjasama, dan saling menghargai.
V.
KESIMPULAN
Peninggalan
sejarah perjuangan yang ada di Museum Ronggowarsito ini diantaranya terdiri
atas alat yang digunakan pada zaman perjuangan, proses perjuangan menuju
kemerdekaan Indonesia yang meliputi perjuangan secara diplomatic dan perjuangan
secara fisik. Selain itu, terdapat juga foto-foto peninggalan sejarah
perjuangan nusantara yang meliputi monument-monumen dan bangunan-bangunan lain
seperti masjid, gereja, jembatan, dan pasar.
Peninggalan
sejarah perjuangan nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito di atas
menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman dahulu sangat mencintai norma-norma,
tradisi, dan agama yang ada di negaranya.
VI.
PENUTUP
Demikian
laporan observasi di Museum Ronggowarsito yang dilakukan pada hari Jum’at, 17 Mei 2013. Kami meminta maaf apabila ada
kekurangan atau terjadi kesalahan baik dalam sistematika penulisan maupun
mengenai isi laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
Buku Panduan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Semarang :
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Jawa
Tengah Ronggowarsito.
Mutahhari, Murtadha, 1986, Masyarakat dan Sejarah
Kritik Islam atas Marxisme dan Teori
lainnya, (Bandung: MIZAN)
Simuh,
1988, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: suatu studi terhadap
serat Wirid Hidayah Jati, (Jakarta: UI-Press)
Tim
penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka)
[5] _______, Buku Panduan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Semarang : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum
Jawa Tengah Ronggowarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar