AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SAPONIN DARI DAUN TUMBUHAN
PACAR AIR (Impatient
balsamina L.)
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen
Pengampu : Dina Sugiyanti, M. Si
Disusun
oleh :
Nama
: Ilyana Rokhmatin Nuzul
NIM
: 113711023
Prodi
: Tadris Kimia
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
A. JUDUL PENELITIAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
SAPONIN DARI DAUN TUMBUHAN PACAR AIR (Impatient
balsamina L.)
B. ABSTRAK
Penelitian ini untuk mempelajari
aktivitas antibakteri (E.coli dan
S. aureus) dari fraksi saponin dari daun pacar air (Impatient balsamina L.). Bubuk
dari daun pacar air (Impatient balsamina L.) (512,67 g) diekstraksi dengan metanol. Metanol ekstrak (32,57 g)
partitionated dengan n-heksan untuk memberikan ekstrak saponin. Saponin ekstrak
(5,98 g) partitionated dengan Kromatografi Cair
Vakum (VLC) silika
gel memberikan 39 fraksi dikelompokkan menjadi
empat fraksi utama AD dengan menggabungkan pecahan dengan profil KLT
serupa. Setiap fraksi
mempelajari aktivitas antibakteri
dengan E. coli dan S. Aureus dengan metode
difusi.
Kata kunci: pacar air , Impatient
balsamina L, saponin, antibacteri.
C. PENDAHULUAN
Tumbuhan pacar air (Impatient
balsamina L.) menarik untuk diteliti karena tumbuhan ini merupakan Salah satu tanaman
herbal yang dapat dimanfaatkan adalah pacar air. Pacar air (Impatient
balsamina L.) lebih dikenal sebagai tanaman hias yang mempunyai
beragam warna bunga, dari yang kuning, putih, merah, merah jambu, maupun kombinasi-kombinasi
warna. Semua bagian dari tanaman pacar air, dari mulai akar, batang, daun,
bunga, dan biji, dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit (Anonymous,
2009). Masyarakat Bengkulu telah memanfaatkan tanaman pacar
air sebagai obat luka potong, bengkak-bengkak, koreng, obat panas dalam dan
susah kencing bagi anak kecil, disamping itu tanaman pacar air juga digunakan
untuk memerahkan kuku.
Pacar air menyimpan beragam khasiat, bunga yang
mengandung anthocyanin,
cyanidin, dan malvidum dapat meluruhkan haid,
hipertensi, bisul, rematik, sendi, gigitan ular berbisa, serta radang kulit.
Biji pacar air dapat mempermudah persalinan dan mengobati kanker saluran
pencernaan bagian atas. Daunnya adalah obat untuk keputihan, nyeri haid, radang
usus buntu kronis, antiradang dan patah tulang. Sedangkan akarnya berfungsi
sebagai obat antiinflamasi (antiradang), rematik, leher kaku, dan sakit
pinggang (Susanto, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007,
dari uji pendahuluan metabolit sekundernya daun pacar air mengandung kumarin,
flavonoid, kuinon, saponin dan steroid. Berdasarkan hasil penelitian Imbang Dwi Rahayu
2007, saponin serbuk memberikan daya hambat terhadap S.aureus yang jauh
lebih besar daripada saponin pekat. Saponin merupakan
zat yang berfungsi sebagai antibakteri.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa terpenoid (Gunawan, 2008), steroid (Islam, et al., 2003), dan saponin (Prihatman,
2001) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Suatu antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Bakteri tersebut dapat menyebabkan timbulnya penyakit tertentu misalnya Escherichia coli yang merupakan penyebab diare dan Staphyloccocus aureus sebagai penyebab penyakit kulit. Menurut Jones
(2004) penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti diare dapat menyebabkan kematian sekitar tiga juta
penduduk setiap tahun sehingga diperlukan
pengobatan secara intensif terhadap diare.
Makalah ini memaparkan tentang kemampuan fraksi saponin daun tumbuhan pacar
air sebagai antibakteri.
Untuk menguji khasiat daun pacar air
sebagai antibakteri maka perlu dilakukan penelitian laboratoris yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan fraksi saponin daun tumbuhan pacar air (Impatient balsamina L.) sebagai antibakteri.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja kandungan dari daun tumbuhan pacar air?
2. Apa saja manfaat dari kandungan yang ada pada daun
tumbuhan pacar air?
3. Bagaimana aktivitas antibakteri fraksi saponin dari daun tumbuhan
pacar air?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kandungan dari daun tumbuhan pacar
air
2. Untuk mengetahui manfaat dari kandungan yang ada
pada daun tumbuhan pacar air
3. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi
saponin dari daun tumbuhan pacar air
F. MANFAAT PENELITIAN
1.
Penulis dapat mengetahui
kandungan dari daun tumbuhan pacar air
2.
Penulis dapat mengetahui
pemanfaatan kandungan yang ada pada daun tumbuhan pacar air
3.
Penulis dapat mengetahui
aktivitas antibakteri fraksi saponin dari daun tumbuhan pacar air
G. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian yang dibahas
ini fokus pada kluster yang dibahas, maka penelitian ini akan dibatasi pada analisa
senyawa saponin dalam tumbuhan daun pacar air, sebagai antibakteri
alami. Setelah berhasil dianalisis, akan diketahui aktivitas antibakteri fraksi saponin dari daun tumbuhan pacar air yang dapat
dimanfaatkan.
H. SIGNIFIKANSI PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian
ini diharapkan akan diperoleh antibakteri alami dari daun pacar air yang aktivitas antibakterinya diketahui secara pasti. Diharapkan pula hasil penelitian ini dapat
dijadikan dasar dalam penciptaan produk antibakteri alami dari daun pacar air.
I. KAJIAN RISET SEBELUMNYA
Kajian penelitian tentang rumput teki telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu sebagai berikut
Penulis (tahun)
|
Tujuan
|
Teknik Pengumpulan
Data
|
Kesimpulan
|
Morina Adfa (2007)
|
Mengetahui
kandungan daun pacar air
|
Eksperimen
|
- daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid,
kuinon, saponin dan steroid.
- Isolasi komponen kimia
dari daun Impatiens balsamina Linn. Dengan tuntunan bioassay antimikroba
didapat Kristal berwarna kuning seberat 7 mg dengan titik leleh 182-1830C
|
Melinda Hotmauli (2010)
|
Untuk mengetahui perbandingan efektifitas ektrak
daun pacar air dan ketokonazol 2% terhadap pertumbuhan Candida ATCC
10231 pada media SDA
|
Eksperimen
|
Ekstrak daun pacar air 100%, 50%, dan 25%
sebanding efektifitasnya dengan ketokonazol 2 % dalam menghambat pertumbuhan
Candida ATCC 10231 pada media SDA. MIC dalam menghambat pertumbuhan Candida
ATCC 10231 adalah pada konsentrasi 12,5%. Ekstrak daun pacar air 100% dan 50%
efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida ATCC 10231 pada media SDA,
sedangkan ekstrak daun pacar air 25% tidak efektif dalam menghambat
pertumbuhan Candida ATCC 10231 pada media SDA.
|
K.Rosyidah, S.A.Nurmuhaimina,
N.Komari, dan M.D.Astuti (2010)
|
Kemampuan fraksi saponin tumbuhan
kasturi sebagai antibakteri.
|
Eksperimen
|
Pertumbuhan bakteri S.aureus dan
E.coli dapat dihambat dengan baik oleh fraksi A yang diperoleh dari ektrak
saponin pada kulit batang tumbuhan kasturi (Mangifera casturi) dengan
diameter hambat sebesar 10,3 ± 0,5 mm terhadap bakteri E.coli dan 10,8 ± 0,3
mm terhadap S. aureus.
|
Imbang Dwi Rahayu (2007)
|
Menguji
aktivitas antibakteri saponin terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus.
|
Eksperimen
|
saponin serbuk memberikan aktivitas antibakteri
yang jauh lebih besar
daripada saponin pekat. Terdapat kemiripan antara
aktivitas antibakteri saponin serbuk
yang ditambah bahan pengisi amilum dengan
penisilin.
|
J. KERANGKA KONSEPTUAL
1.
Tanaman
Pacar Air (Impatient balsamina L.)
a) Klasifikasi Tanaman Pacar Air
Regnum :
Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Ericales
Famili :Balsaminaceae
Genus :
Impatiens
Spesies :
Impatiens balsamina L.
b)
Morfologi Tanaman
Pacar Air
Pacar air
merupakan tanaman terna berbatang basah, lunak, bulat,
bercabang, warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam sebagai tanaman
hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan.
Bentuk daun lanset memanjang, pinggirnya bergerigi, ujung meruncing, tulang
daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu
bentuknya kelenjar. Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip.
Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing.
Terna ini memiliki akar serabut.
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu
ruangan tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buah
membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis,
pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. Embrio akan mengalami
diferensiasi.
Tanaman
ini memiliki aneka macam warna bunga. Ada yang putih, merah, ungu, kuning, jingga,
dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk
keturunan yang beraneka ragam. Bunga
zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5, lepas atau sebagian
melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong miring, berwarna, dan
terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di atas pangkal daun mahkota
memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5, lepas. Daun
mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm, yang 2
bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek. Ada 5
benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya
bersatu membentuk tudung putih.Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya
berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas. Memiliki 5 kepala putik.
c) Habitat Tanaman
Pacar Air
Habitatnya
pada daerah beriklim tropical, namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering.
Tanaman ini sangat peka terhadap hama, biasanya tumbuh di pekarangan rumah pada
ketinggian 1-900 m.
d) Kandungan Kimiawi
Tanaman Pacar Air
Pacar
air mengandung zat-zat kimia aktif seperti pada bunga yang mengandung anthocyanins,
cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Sementara
biji mengandung saponin dan kandungan minyak seperti γ-spinasterol,
β-ergosterol, balsaminasterol, parianaric acid, quercetin, nephthaquinon,
minyak terbang, dan turunan kaempherol, dan ada juga kandungan
racunnya, dan oleh karena itu harus diperhatikan kontra indikasi
pemakaian (Anonymous, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007,
dari uji pendahuluan metabolit sekundernya daun pacar air mengandung kumarin,
flavonoid, kuinon, saponin dan steroid.
e) Manfaat Tanaman Pacar
Air
Pacar
air berkasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Jenis-jenis penyakit yang
dapat dicegah dan disembuhkan oleh tumbuhan pacar air adalah: tumor usus,
kanker saluran pencernaan, usus buntu, menurunkan kolesterol, tekanan darah
tinggi, rematik, pembengkakan, sakit pinggang, kaku pinggang, leher kaku,
tarsuga (terkena duri ikan ditenggorokan), sigurdongon (peradangan dipinggir
kuku), merangsang pertumbuhan rambut, pewarnaan kuku seperti kuteks, mengatasi
keputihan (leukorea) dan lain-lain.
2. Saponin
Saponin
mempunyai bagian utama berupa turunan triterpen dengan sedikit steroid. Residu
gula dihubungkan oleh gugus –OH biasanya C3-OH dari aglikon (monodesmoside
saponin) dan jarang dengan gugus OH atau satu gugus OH dan satu gugus karboksil
(bis-desmiside sponin) (Wagner, 1984).
Saponin
dapat diketahui dengan penambahan air. Timbulnya busa menunjukkan adanya
glikosida yang mampu membentuk buih dalam air. Senyawa glikosida terhidrolisis
menjadi glukosa dan aglikon (Rusid, 1990 dan Marlina dkk, 2005).
Cara
pengujian saponin adalah I mg sampel dimasukkan dalam tabung reaksi. Tambahkan
1 mL aquadest, kemudian dikocok dan didiamkan, jika terbentuk buih yang tidak
menghilang selama 30 menit, maka bahan tersebut mengandung saponin.
3. Antibakteri
Menurut
Majid (2009) antibakteri adalah senyawa-senyawa kimia alami kadar rendah dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu bahan anti bakteri adalah
antibiotik. Antimikroba dapat berupa senyawa kimia sintetik atau produk alami.
Antimikroba sintetik dapat dihasilkan dengan membuat suatu senyawa yang
sifatnya mirip dengan aslinya yang dibuat secara besar-besaran sedangkan yang
alami didapatkan langsung dari organisme yang menghasilkan senyawa tersebut
dengan melakukan proses pengekstrakan.
Menurut
Aulia (2008), antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang digunakan untuk
membasmi bakteri, khususnya bakteri yang bersifat merugikan manusia. Beberapa
istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses pembasmian bakteri yaitu
germisid, bakterisid, bakteriostatik, antiseptik, desinfektan. Mekanisme kerja
obat antimikroba tidak sepenuhnya dimengerti. Namun mekanisme aksi ini dapat
dikelompokkan dalam empat hal utama:
a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel
b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel
c. Penghambatan terhadap sintesis protein
d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat
Mekanisme
penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: (1) gangguan pada senyawa penyusun dinding sel,
(2) peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan
komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau
kerusakan fungsi material genetik. Kemampuan senyawa antimikroba untuk
menghambat aktivitas pertumbuhan mikroba dalam sistem pangan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya temperatur, pH (keasaman), ketersediaan
oksigen, dan interaksi/sinergi antara beberapa faktor tersebut (Wijaningsih,
2008).
Antibakteri
adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan digunakan secara khusus
untuk mengobati infeksi. Mekanisme keja antibakteri dapat tejadi melalui
beberapa cara yaitu kerusakan pada dinding sel, perubahan permeabilitas sel,
dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat. Banyak faktor dan
keadaan yang dapat mempengaruhi kerja antibakteri, antara lain konsentrasi
antibakteri, jumlah bakteri, spesies bakteri, adanya bahan organik, suhu, dan
pH lingkungan (Fajrina et al., 2008).
Menurut
Effionora (1990) dalam Majid (2009), berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik
dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu menghambat proses sintesis dinding sel.
Tekanan osmotik dalam sel mikroba lebih tinggi dari pada di luar sel, sehingga
kerusakan dinding sel mikroba akan menyebaakan terjadinya lisis yang merupakan
dasar dari efek bakterisidal terhadap mikroba yang peka.
K. METODOLOGI PENELITIAN dan DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
yang akan dilakukan di laboratorium prodi kimia fakultas tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang. Penelitian ini mempunyai tujuan agar dapat mengetahui aktivitas antibakteri fraksi saponin dari daun tumbuhan pacar air.
Tahapan pelaksanaan
a. Tahap awal
1. Pembelian peralatan
2. Pembelian bahan-bahan
b. Tahap pelaksaan
1. Alat dan Bahan
-
Alat: -
Bahan:
-
Blender -
Daun tumbuhan pacar air
-
Pisau -
Metanol
-
Corong Pisah - rotary
vaccum evaporator
-
penguap putar -pelarut
kloroform:aseton (7:3)
-
kolom KVC -
Biakan bakteri
-
media Nutrien broth (NB) -
n-heksana
-
media NA
-
Cawan petri
-
Termometer
-
Silica gel 60
-
Paper disk
2. Cara Kerja:
a. Persiapan Sampel
Sampel berupa daun tumbuhan pacar
air dikumpulkan, dicuci dan dikeringkan di udara terbuka. Sampel yang sudah
kering dibuat menjadi potongan kecil lalu dihaluskan dengan blender.
b. Ekstraksi.
Sebanyak 500 gram serbuk daun
tumbuhan pacar air dimaserasi dengan 10L metanol sebanyak 2 kali selama 24 jam.
Selanjutnya disaring, filtratnya dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator hingga diperoleh ekstrak metanol
kering.
c. Partisi.
Ekstrak metanol kering dilarutkan
dalam metanol kemudian dipartisi dengan n-heksana dalam corong pisah sehingga terbentuk busa stabil. Busa
yang stabil dipekatkan dengan penguap putar sampai kering sehingga diperoleh
ekstrak saponin padat.
d. Fraksinasi.
Ekstrak saponin padat diimpregnasi
menggunakan silika gel 60 kemudian dimasukkan ke dalam kolom KVC. Kolom dielusi
dengan pelarut kloroform:aseton (7:3). Eluat yang dihasilkan dari proses elusi
ditampung dalam wadah terpisah sehingga menghasilkan sejumlah fraksi. Fraksi
yang harga Rf nya sama digabungkan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan.
Setiap fraksi gabungan diuji aktivitas antibakterinya.
e. Uji aktivitas antibakteri.
Metode yang digunakan metode
difusi. Biakan bakteri yang sudah diremajakan terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam media Nutrien broth (NB) kemudian diinkubasi selama 24 jam. Sebanyak 0,1 ml bakteri
dalam NB dimasukkan ke dalam media NA yang telah disterilkan terlebih dahulu.
Selanjutnya paper disk diameter 6 mm yang sudah berisi 2% (b/v) sampel tiap fraksi,
0,25% (b/v) tetrasiklin dan kontrol metanol diletakkan di atas NA. Cawan petri
yang berisi media NA diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam kemudian diukur
diameter hambatnya.
L. JADWAL KEGIATAN
Adapun rincian jadwal
kegiatan adalah sebagai berikut:
NO
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Studi Literatur
|
Juli 2012
|
2
|
Penyusunan proposal
|
22 Juli 2012-22
Agustus 2012
|
3
|
Pengumpulan data
dan observasi awal
|
22 Agustus 2012-12
September 2012
|
4
|
Persiapan alat dan
bahan serta penyusunan instrument
|
13 September
2012-27 September 2012
|
5
|
Pelaksanaan
penelitian
|
28 September
2012-27 Oktober 2012
|
6
|
Pengolahan dan
analisis data
|
28 Oktober 2012-27
November 2012
|
7
|
Penyusunan laporan
|
28 November 2012-27
Desember 2012
|
M. RANCANGAN BIAYA
No.
|
Keterangan
|
Jumlah biaya
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Pengadaan data
teoritis atau literature
Pengadaan ATK
Pengumpulan data
dan observasi awal
Persiapan alat dan
bahan serta penyusunan instrument
Pelaksanaan
penelitian
Penulisan hasil penelitian
Ekspose hasil
penelitian
Penggandaan laporan
Akomodasi
|
Rp. 500.000
Rp. 750.000
Rp. 500.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 750.000
Rp 500.000
Rp. 500.000
Rp. 1.000.000
|
|
Jumlah
|
Rp. 7.000.000
|
N. LAMPIRAN-LAMPIRAN
a.
Persiapan Sampel
b. Ekstraksi
c. Partisi
d. Fraksinasi
e. Uji aktivitas antibakteri
O. DAFTAR PUSTAKA ACUAN
Mustarichie Resmi, dkk. 2011. Metode Penelitian Tanaman
Obat. Bandung: Widya Padjajaran.